Industri Otomotif di Asia Tenggara, Laporan Riset 2022-2031

Industri Otomotif di Asia Tenggara, Laporan Riset 2022-2031

Industri Otomotif di Asia Tenggara

Industri otomotif di negara-negara Asia Tenggara yang masuk dalam laporan tersebut antara lain Singapura, Thailand, Filipina, Malaysia, Indonesia, Vietnam, Myanmar, Brunei, Laos, dan Kamboja. Pada akhir tahun 2021, populasi di Asia Tenggara telah melampaui 660 juta. Tingkat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan lebih tinggi dari tingkat rata-rata global dan menjadi kekuatan pendorong utama pembangunan ekonomi dunia.

Menurut penelitian, masih terdapat kesenjangan yang signifikan dalam pembangunan ekonomi di antara 10 negara di Asia Tenggara. Singapura adalah satu-satunya negara maju yang memiliki PDB per kapita sekitar USD 73.000 pada tahun 2021, sedangkan PDB per kapita di Myanmar, Laos, dan Kamboja kurang dari USD 2.000. Populasi dan upah minimum sangat bervariasi di antara negara-negara Asia Tenggara.

Brunei adalah negara berpenduduk paling sedikit dengan kurang dari 500.000 orang, sedangkan Indonesia adalah negara terpadat dengan populasi lebih dari 275 juta pada tahun 2021. Singapura, negara paling maju di kawasan Asia Tenggara, tidak menetapkan upah minimum yang sah. Upah minimum sebenarnya lebih dari 400 USD per bulan (pembantu asing). Sebagai perbandingan, upah minimum di Myanmar hanya 93 USD per bulan.

Perkembangan Industri Otomotif di Asia Tenggara

Perkembangan industri otomotif sangat berbeda di antara negara-negara Asia Tenggara. Menurut analisis, Thailand adalah negara paling maju dalam hal manufaktur mobil. Beberapa produsen mobil terkemuka dunia seperti Ford, Honda, Toyota dan BMW telah membangun pabrik di Thailand. Pada tahun 2021, volume produksi mobil adalah 1,72 juta.

Volume ekspor mobil di Thailand sekitar 960 ribu unit. Ada banyak pabrikan kendaraan utuh di Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia. Myanmar memiliki industri perakitan mobil skala kecil.

Singapura, Brunei, Laos, dan Kamboja tidak memiliki industri manufaktur mobil. Secara umum, pasar mobil di sebagian besar negara Asia Tenggara sangat bergantung pada impor. Produk impor meliputi seluruh kendaraan dan onderdil mobil.

Secara umum, volume penjualan mobil di Asia Tenggara menunjukkan tren yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Terutama, perkembangan ekonomi yang konstan di Filipina dan Vietnam mendorong pertumbuhan penjualan mobil.

Akibat merebaknya COVID-19, banyak pabrik suku cadang mobil atau kendaraan lengkap di negara-negara Asia Tenggara harus mengurangi atau menghentikan produksi, membuat rantai pasokan global mengalami pukulan baru. Diharapkan pada tahun 2022, COVID-19 diharapkan dapat dikendalikan secara efektif, dan industri manufaktur mobil Asia Tenggara akan menunjukkan pertumbuhan yang pulih.

Perkiraan dan Analisis

Menurut perkiraan para analis, industri otomotif Asia Tenggara akan tumbuh pesat pada 2022-2031. Di satu sisi, biaya tenaga kerja yang lebih rendah di negara-negara Asia Tenggara akan mendorong produsen kendaraan dan komponen global untuk mengalihkan kapasitas produksi ke kawasan ini.

Di sisi lain, meningkatnya permintaan pasar mobil Asia Tenggara akan mendorong produsen kendaraan dan suku cadang global untuk meningkatkan ekspor ke negara-negara tersebut.

Untuk informasi lebih lanjut tentang laporan ini, kunjungi https://www.researchandmarkets.com/

Baca juga artikel terkait:

https://otopartklik.com/otomotif/industri-otomotif-di-asia-tenggara-laporan-riset-2022-2031/

0 komentar :

 
Copyright © 2015. OTOPARTKLIK
Blogger Templates